BAB II
PEMBAHASAN
A. MANAJEMEN
1.
PENGERTIAN dan PERAN MANAJEMEN
Manajemen dapat di artikan sebagai
ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Pengertian manajemen menurut
:
a. Encyclopedia of The Social Science :
Suatu proses dimana
pelaksanaan suatu tujuan tertentu dilaksanakan dan diawasi.
b. Haiman :
Fungsi untuk mencapai
suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, mengawasi usaha – usaha yang
dilakukan individu untuk mencapai tujuan
c. Georgy R. Terry :
Cara pencapaian tujuan
yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan melalui kegiatan orang lain.
Selain itu,
manajemen juga mempunyai peranan. Peran manajemen yaitu :
a. Peran Interpersonal
hubungan antara manajer
dengan orang yang ada di sekelilingnya, meliputi :
·
Figurehead
/ Pemimpin Simbol : Sebagai simbol dalam acara-acara perusahaan.
·
Leader / Pemimpin : Menjadi pemimpin yag
memberi motivasi para karyawan / bawahan serta mengatasi permasalahan yang
muncul.
·
Liaison / Penghubung : Menjadi penghubung
dengan pihak internal maupun eksternal.
b. Peran Informasi
Peran dalam mengatur informasi yang
dimiliki baik yang berasal dari dalam maupun luar organisasi, meliputi :
·
Monitor
/ Pemantau : Mengawasi, memantau, mengikuti, mengumpulkan dan merekam kejadian
atau peristiwa yang terjadi baik didapat secara langsung maupun tidak langsung.
·
Disseminator
/ Penyebar : Menyebar informasi yang didapat kepada para orang-orang dalam
organisasi.
·
Spokeperson
/ Juru Bicara : Mewakili unit yang dipimpinnya kepada pihak luar.
c. Peran Pengambil Keputusan
peran dalam membuat keputusan baik yang ditentukan
sendiri maupun yang dihasilkan bersama pihak lain, meliputi :
·
Entrepreneur /
Kewirausahaan : Membuat ide dan kreasi yang kreatif dan inovatif untuk
meningkatkan kinerja unit kerja.
·
Disturbance
Handler / Penyelesai Permasalahan : Mencari jalan keluar dan solusi terbaik
dari setiap persoalan yang timbul.
·
Resource
Allicator / Pengalokasi Sumber Daya : Menentukan siapa yang menerima sumber
daya serta besar sumber dayanya.
·
Negotiator /
Negosiator : Melakukan negosiasi dengan pihak dalam dan luar untuk kepentingan
unit kerja atau perusahaan.
2.
LATAR BELAKANG MANAJEMEN
Banyak kesulitan yang terjadi dalam
melacak sejarah manajemen. Namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak
ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida
di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama
20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir
manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan
menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya
dikerjakan sesuai rencana.
Praktik-praktik manajemen lainnya
dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu
menjadi pusat perekonomian dan perdagangan. Penduduk Venesia mengembangkan
bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi
di organisasi moderen saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia,
kapal perang diluncurkan sepanjang kanal; pada tiap-tiap perhentian, bahan baku
dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini
perakitan yang dikembangkan oleh Henry Ford untuk merakit mobil-mobilnya.
Selain lini perakitan, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan
pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk
mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan
biaya.
Daniel Wren membagi evolusi
pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen
sains, era manusia sosial, dan era moderen.
3.
FUNGSI MANAJEMEN
Dalam
manajemen, ada 4 fungsi utama, yaitu :
a. Perencanaan ( Planning) :
Penentuan serangkaian
tindakan dan kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
b. Pengorganisasian (Organizing) :
Pengelompokan kegiatan
untuk mencapai tujuan, termasuk dalam hal ini penetapan susunan organisasi,
tugas, dan fungsinya.
c. Pengarahan (Directing) :
Usaha memberi bimbingan
saran-saran dan perintah dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan untuk
dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
d. Pengawasan (Controlling) :
Penemuan dan penerapan
cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai
dengan tujuan.
4.
CIRI-CIRI MANAJER PROFESIONAL
Dalam sebuah manajemen, agar sukses,
manajemen tersebut harus mempunyai seorang manajer yang profesional. Dengan
adanya manajer yang profesinal, diharapkan perusahaan atau bisnis yang sedang
berjalan selalu sukses atau selalu untung. Ciri – ciri manajer profesional
yaitu :
a. Seorang manager yang profesional
selalu bekerja keras untuk memenangkan rasa hormat dari anak buahnya. Dia
percaya bahwa dia harus bekerja lebih keras daripada anak buahnya karena dia
seorang manager yang harus selalu memberi contoh baik.
b. Seorang manager yang profesional menghargai
anak buahnya secara sejajar, dan mencoba untuk memahami mereka sebagai
individu. Dia berkomunikasi secara terbuka sesering mungkin dengan mereka. Dia
juga berkomunikasi secara terbuka dengan atasannnya karena dia sadar bahwa
interaksi ini akan banyak menolong dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dengan
baik.
c. Seorang manager yang profesional
menyadari bahwa hubungan dengan anak buahnya harus dalam bentuk hubungan yan
memuaskan bagi kedua belah pihak dalam hal pekerjaan. Maka biasanya dia
bertindak tenang, masuk akal dan tidak emosional, walaupun dalam menangai
masalah-masalah atau kesalahan anak buahnya serius.
d. Seorang manager yang profesional
secara aktif mendorong anak buahnya untuk mengembangkan kemampuan dan
keterampilan anak buahnya. Dia merasa bahagia bila nak buahnya berhasil.
e. Seorang manager profesional
mendelegasikan pekerjaan dengan tepat agar supaya tujuan-tujuan perusahaan
dapat tercapai secara objektif dan seefisien mungkin. Dia akan mengambil
tanggung jawab bisa dia membuat kesalahan-kesalahan, mengakui
kesalahan-kesalahan tersebut serta meminta maaf dengan tulus kepada anak
buahnya.
f.
Seorang
manager yang profesional menghargai hasil pekerjaan yang baik anak buahnya.
Manager tersebut akan mengoreksi anak buahnya dengan cara yang profesional
ketika mereka tidak menampilkan kerja yang kurang baik atau kurang disiplin.
g. Seorang manager yang profesional
percaya bahwa nak buahnya mampu memberi andil untk kesuksesan perusahaannya.
Ini berarti bahwa dia sejauh mungkin akan mengajak anak buahnya untuk
memberikan masukan-masukan, ide-ide, dan saran-saran untuk pemecahan masalah
yang dihadapi di tempat kerja. Dia juga berkeinginan untuk mendengar, memahami
dan menindak lanjuti kritikan dan tuntutan-tuntutan dari anak buahnya.
B.
ORGANISASI
1.
PENGERTIAN
Pengorganisasian (Organizing) adalah
proses penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi dengan sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang
melingkupinya baik intern maupun ekstern. Sedangkan organisasi sendiri merupakan
proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta
membagi tugas diantara para anggota untuk mencapai tujuan. Berikut beberapa
pendapat para ahli mengenai definisi dari organisasi:
a. James D Mooney :
Organization is the form
of every human, association for the assignment of common purpose” atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk
pencapaian suatu tujuan bersama.
b. Chester L Bernard (1938) :
Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang
atau lebih ( Define organization as a system of cooperative of two or more
persons) yang sama-sama memiliki visi dan misi yang sama.
2.
PENTINGNYA ORGANISASI
Dalam berorganisasi
setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu secara
langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih..
Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada
organisasi yang bersangkutan. Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih
mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan.
Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau
pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang
mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai
tujuan.
Keterlibatan aktif
dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah
semata.Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan
emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk
memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut
bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.
3.
BENTUK-BENTUK ORGANISASI
a.
Organisasi Garis
(Henry Fayol – Paris) :
Bentuk organisasi yang paling sederhana dan paling
tua, digunakan di kalangan militer dengan jumlah karyawan yang masih sedikit
dan saling kenal, dan spesialisasi kerja yang belum begitu tinggi.
b. Organisasi Fungsional (F.W. Taylor) :
Pimpinan-pimpinan yang ada
tidak mempunyai bawahan yang jelas karena setiap pimpinan mempunyai wewenang
memberik komando sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut.
c. Organisasi Garis dan Staf (Harrington Emerson) :
Biasanya digunakan oleh
organisasi besar dengan daerah kerja yang luas dengan bidang tugas yang
beraneka ragam serta rumit. Memiliki satu atau lebih tenaga staf tenaga ahli
yang memberi saran atau nasihat.
d. Organisasi Staf dan Fungsional :
Merupakan kombinasi
organisasi staf dan funsional, memiliki kekurangan dan kelebihan seperti halnya
organisasi staf dan fungsional.
4.
PRINSIP – PRINSIP ORGANISASI
a.
Perumusan tujuan
yang jelas. Tujuan dan arah merupakan hal yang sangat penting. Karena dari
tujuan ini akan terlihat hasil yang akan dicapai baik secara fisik maupun non
fisik.
b.
Pembagian fisik.
Dalam pembentukan suatu organisasi harus terlihat dengan jelas akan pembagian
kerja dari masing-masing unit organisasi.
c.
Disiplin. Para
pegawai harus mentaati dan menghormati peraturan yang mengatur organisasi.
Disiplin yang baik merupakan hasil dari kepemimpinan yang efektif, suatu saling
pengertian yang jelas antara manajemen dan para pekerja tentang peraturan
organisasi serta penerapan hukuman yang adil bagi yang menyimpang dari
peraturan tersebut.
d.
Kesatuan komando.
Setiap pegawai seharusnya menerima perintah hanya dari seorang atasan.
e.
Kesatuan arah.
Setiap kelompok aktivitas organisasi yang mempunyai tujuan sama harus dipimpin
oleh seorang manjer dengan menggunakan sebuah rencana.
f.
Mendahulukan
kepentingan umum di atas kepentingan individu.Kepentingan seorang pegawai atau
kelompok pegawai tidak boleh mendahulukan kepentingan organisasi secara
keseluruhan.
g.
Remunarasi. Para
pekerja harus digaji sesuai dengan jasa yang mereka berikan.
h.
Sentralisasi. ini
merujuk kepada sejauh mana para bawahan terlibat dalam pengambilan keputusan.
Apakah pengambilan keputusan itu disentralisasi (pada manajemen) atau
disentralisasi (pada para bawahan) adalah proporsi yang tepat. Kuncinya
terletak pada bagaimana menemukan tingkat sentralisasi yang optimal untuk
setiap situasi.
i.
Rantai scalar.
Garis wewenang dari manajemen puncak sampai ke tingkat yang paling rendah
merupakan rantai scalar. Komunikasi harus mengikuti rantai ini. Tetapi, jika
dengan mengikuti rantai tersebut malah tercipta kelambatan, komunikasi silang
dapat diizinkan jika disetujui oleh semua pihak, sedangkan atasan harus
diberitahu.
j.
Tata tertib.
Orang dan bahan harus ditempatkan pada tempat dari waktu yang tepat.
k.
Keadilan. Para
manajer harus selalu baik dan jujur terhadap para bawahan.
l.
Stabilitas masa
kerja para pegawai. Perputaran (turnover) pegawai yang tinggi adalah tidak
efisien. Manajemen harus menyediakan perencanaan personalia yang teratur dan
memastikan bahwa untuk mengisi kekosongan harus selalu adda pengganti.
m. Inisiatif. Para
pegawai yang diizinkan menciptakan dan melaksanakan rencana-rencana akan
berusaha keras.
n. Esprit de corps.
Mendorong team spirit akan mmembangun keselarasan dan persatuan di dalam
organisasi (dari sebuah sumber buku).
Sumber :