Rabu, 08 April 2015

Review Buku - Koala Kumal (Raditya Dika)



Judul : Koala Kumal
Penerbit : GagasMedia
Pengarang : Raditya Dika
Jumlah Halaman : 249 halaman
Tahun terbit : 2015

Sinopsis :
                Selain main perang-perangan, gue, Dodo, dan Bahri juga suka berjemur di atas mobil tua warna merah yang sering diparkir di pinggir sungai samping kompleks. Formasinya selalu sama: Bahri dan gue tiduran di atap mobil, sedangkan Dodo, seperti biasa, agak terbuang, di atas bagasi.
                Kadang kami tiduran selama setengah jam. Kadang, kalau cuaca lagi sangat terik, bias sampai dua jam. Kalau cuacanya lagi sejuk dan tidak terlalu terik, kami biasanya sama-sama menatap kea rah matahari, memandangi langit sambil tiduran. Kalau sudah begini, Bahri menaruh kedua tangannya di belakang kepala, sambil tiduran dia berkata,
‘Rasanya kayak di Miami, ya?’
‘Iya,’ jawab gue.
‘Iya,’ jawab Dodo.
Kami bertiga gak ada yang pernah ke Miami.

                Koala Kumal, buku Raditya Dika yang baru keluar ini, emang bisa dibilang buku yang paling ditunggu-tunggu. Kenapa??? Ini kelihatan waktu pertama pre-order buku ini dibuka. Antusias penggemar Radit dari seluruh Indonesia, sampai server website bukabuku.com (tempat pre-order) waktu itu lemot karena terlalu banyak yang akses. Promo 1.000 kaos untuk 1.000 pembeli pertama juga habis dalam waktu yang singkat. Waktu itu saya ikut pre-order, dan memang aksesnya lemoooottttt bangett, saya rela begadang cuma buat pre-order buku dan berharap dapet kaos koala kumal. Walaupun akhirnya saya gagal dapet kaos koala kumal, tapi saya dapet buku ber-TTD Radit. 


                Buku Radit emang selalu lucu dengan komedi khas-nya, yang katanya ‘membuat komedi dengan hati’. Lagi-lagi, cerita-cerita Radit dibuku ini diambil dari cerita sehari-harinya dia, jadi ringan dibaca. Kata-kata di dalam buku ini emang bisa bikin kita jadi senyum-senyum sendiri kalo baca.
Di buku ini dibagi menjadi beberapa bab cerita. Ada 12 bab cerita yang kocak abis, khas Radit.
  • ·            Ada Jangwe di Kepalaku
  • ·          Ingatlah Ini Sebelum Bikin Film
  • ·       Balada Lelaki Tomboi
  • ·         Panduan Cowok dalam Menghadapi Penolakan
  • ·         Kucing Story
  • ·         LB
  • ·         Perempuan Tanpa Nama
  • ·         Menciptakan Miko
  • ·         Lebih Seram dari Jurit Malam
  • ·         Patah Hati Terhebat
  • ·         Aku Ketemu Orang Lain
  • ·         Koala Kumal
Semua bab di buku Koala Kumal punya cerita sendiri, komedi yang khas dari Radit. Mulai pertama ‘Ada Jangwe di Kepalaku’, cerita tentang persabatannya bersama kedua temannya, Bahri dan Dodo. Kemudian ada ‘Ingatlah Ini Sebelum Bikin Film’, cerita tentang proses munculnya film Cinta Brontosaurus, komentar bokap Radit yang lucu abis 

“Bokap memukul meja sambil mengangkat alisnya. Lalu dia berseru, ‘KENAPA PELEM KAU GAK ADA ADEGAN CIUMANNYA?!’” – halaman 43

Bab Panduan Cowok dalam Menghadapi Penolakan juga kocak, ada panduan-panduan buat cowok-cowok ketika ditolak sama cewek yang ditaksir. Di bab ini juga banyak gambar-gambar lucu, ilustrasi dari contoh-contoh yang dikasih sama Radit. 

Di buku ini kita juga tau asal terbentuknya karakter Miko, dalam serial komedi “Malam Minggu Miko”. Ceritanya bisa dilihat di bab Menciptakan Miko. Yang awalnya hanya tayang di Youtube dan menggunakan modal sendiri, sampai akhirnya ada salah satu stasiun TV yang mau menayangkan serial komedi ini di TV. 

Di buku ini kita juga bisa baca cerita cinta Radit, di bab Balada Lelaki Tomboi. Lalu ada Perempuan Tanpa Nama, cerita tentang cewek yang disukai Radit, yang dia juga enggak tau nama cewek itu. Lalu ada Aku Ketemu Orang Lain, cerita tentang kisah cinta Radit waktu dia harus pisah dengan pacarnya karena Radit kuliah di Australia, yang akhirnya putus karena ceweknya ‘ketemu orang lain’ hehhehehhe….

Tapi saya kaget ketika baca bab LB. Kenapa?? Di bab ini diceritakan cerita Radit yang lagi kerja di Bangkok, lalu diperkenalkan oleh temannya aplikasi Tinder, aplikasi untuk cari jodoh. Dan akhirnya Radit bertemu dengan satu cewek dan mereka ketemuan di salah satu tempat nongkrong. Yang bikin kaget adalah salah satu dialog yang akan saya kutip,

“You know, banyak cowok yang tidak suka dengan orang seperti aku,’ katanya. Moo lalu tersenyum ke arah gue dan bilang, ‘Gak kayak kamu.’
‘Sebentar, orang seperti kamu? Maksudnya?
‘LB,’ kata Moo.
‘LB?’ Tanya gue, ingat kembali terhadap dua huruf itu yang ada pada profile Moo yang gue baca di Tinder.
‘Yes, Lady Boy.’

Jujur saya kaget baca bagian ini, enggak nyangka aja singkatan LB itu Lady Boy hehehehehhe..
Yang terakhir niih, bab Koala Kumal, tentang judul novel ini dipilih. Proses kenapa akhirnya si Radit memilih nama “Koala Kumal” sebagai novel ketujuhnya, setelah “Manusia Setengah Salmon”. Saya sangat suka nama-nama novel milik Radit, nama-namanya gampang diingat karena unik. Dan karena unik itu, orang bisa tau kalau itu novel milik Radit.

Intinya, pecah lah ini novel Radit, keren, dan gak kalah juga sama novel-novel sebelumnya. Dan antusias penggemarnya yang juga gak kalah keren. Jempol ddeh buat novel ini. Recommended!

GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX & EKSPOR-IMPOR



Apa sih Global Competitiveness Index? Jadi Global Competitiveness Index nama lain dari Indeks Daya Saing Global, yaitu alat ukur komprehensif terhadap fondasi mikro dan makro dari daya saing terhadap suatu negara. Dalam mengukurnya, ada 12 faktor untuk mengukurnya, diantaranya : 

1.       Kelembagaan
2.       Infrastruktur
3.       Kondisi ekonomi makro
4.       Pendidikan dasar dan kesehatan
5.       Pendidikan tinggi dan latihan
6.       Efisiensi pasar barang dan jasa
7.       Efisiensi pasar tenaga kerja
8.       Perkembangan pasar financial
9.       Kesiapan dalam teknologi
10.   Ukuran pasar
11.   Praktek bisnis yang lebih maju
12.   Inovasi.

Di kawasan Asia pasifik, Indonesia juga salah satu Negara yang mempunyai tingkat daya saing yang meningkat paling pesat dan paling dinamis. Namun walaupun Indonesia mempunyai tingkat daya saing yang cukup meningkat, menurut saya pasti juga ada kelemahan dalam beberapa bidang. Berikut adalah rangking Indonesia dalam Global Competitiveness Index :


Dari gambar diatas, Indonesia mendapat peringkat nomor 34 dari 144 negara. Dapat disimpulkan bahwa Indonesia sudah lumayan bagus dalam tingkat daya saing di dunia. 

Selain itu, disini saya juga akan membahas sedikit tentang bidang Ekspor dan Impor di Indonesia. Ekspor dan Impor merupakan bidang ekonomi penting di Indonesia. Berikut adalah tabel dari ekspor dan impor di Indonesia : 

Tabel ekspor

Tabel impor

PDB dan PDRB Indonesia



PDB dan PDRB INDONESIA

Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang PDB dan PDRB. PDB dan PDRB ini termasuk pelajaran ekonomi, jadi pasti sudah tidak asing lagi. Tapi, masih banyak yang belum mengerti artinya.Jadi saya akan menjelaskannya sedikit.

A.      PDB (Produk Domestic Bruto)
PDB atau yang biasa disebut juga GDP (Gross Domestic Product) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan pada suatu wilayah Negara dalam jangka waktu tertentu (yang biasanya 1 tahun) baik oleh warga Negara yang bersangkutan atau warga Negara asing yang bekerja di negara tersebut. Nah PDB sendiri menjadi indicator penting untuk mengukur kondisi ekonomi di suatu Negara, baik atas harga berlaku ataupun harga konstan. Jadi, PDB dapat dilihat dari harga berlaku maupun harga konstan.
PDB atas harga berlaku/nominal dapat :
·      melihat pergeseran ekonomi di suatu negara tertentu,
·      PDB atas harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun.

Sedangkan PDB atas harga konstan/rill dapat :
·      mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
·      menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.

Indikator pengukur kondisi ekonomi tak hanya PDB saja, masih ada
·      Produk Nasional Bruto : PDB ditambah dengan pendapatan neto dari luar negeri
·      Produk Nasional Bruto atas harga pasar 
·      Produk Nasional Bruto atas biaya factor produksi
·      Angka-angka perkapita (pendapatan perkapita)
Nah, barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu Negara dikelompokkan menjadi 9 unit produksi, yaitu :
·         Pertanian, peternakan, kehutanandan perikanan
·         Pertambangan dan penggalian
·         Industri pengolahan
·         Listrik, gas dan air bersih
·         Konstruksi
·         Perdagangan, hotel dan restoran
·         Pengangkutan dan komunikasi
·         Keuangan, real estate dan jasa perusahaan
·         Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah.

Berikut adalah contoh tabel laju pertumbuhan PDB kumulatif menurut pengeluaran :


Disini saya juga akan menyediakan tabel peringkat PDB Indonesia di dunia :


B.      PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)

PDRB adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu daerah tertentu dalam jangka waktu satu tahun. Konsep PDRB meliputi :

1. Wilayah domestic / regional :
Domestik/regional disini dapat merupakan Propinsi atau Daerah Kabupaten/Kota. Transaksi Ekonomi yang akan dihitung adalah transaksi yang terjadi di wilayah domestik suatu daerah tanpa memperhatikan apakah transaksi dilakukan oleh masyarakat (residen) dari daerah tersebut atau masyarakat lain (non-residen).

2. Produk domestic :
Semua hasil barang dan jasa dari kegiatan – kegiatan ekonomi yang beroperasi di wilayah domestik, merupakan produk domestik, tidak melihat darimana factor produksinya berasal. Karena sebagian dari faktor produksi yang digunakan dalam kegiatan produksi di suatu daerah berasal dari daerah lain atau dari luar negeri dan juga sebaliknya maka nilai produk domestik yang timbul di suatu daerah tidak sama dengan pendapatan yang diterima penduduk daerah tersebut.

3. Produk regional :
Produk regional merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor produksi yang dimiliki oleh residen.

4. Unit residen dan non-residen :
Unit institusi dikatakan sebagai residen bila mempunyai/melakukan kegiatan ekonomi di suatu wilayah (Indonesia). Hal-hal yang perlu diperhatikan tentang konsep residen dan non-residen suatu unit institusi adalah antara lain :
a.       Penduduk suatu daerah adalah individu-individu atau anggota rumah tangga yang bertempat tinggal tetap di wilayah domestik daerah tersebut, kecuali :
·   wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) daerah lain yang tinggal di wilayah domestik daerah tersebut kurang dari 1 tahun.
·   awak kapal laut dan pesawat udara luar negeri/luar daerah yang kapalnya sedang masuk dok atau singgah di daerah tersebut
·   pengusaha asing dan pengusaha daerah lain yang berada di daerah tersebut kurang dari 1 tahun.
·   pekerja musiman yang berada dan bekerja di wilayah domestik daerah tersebut, yang bertujuan sebagai pegawai musiman saja
·   anggota Korps Diplomatik, konsulat, yang ditempatkan di wilayah domestik daerah tersebut

b.      Organisasi internasional adalah bukan residen di wilayah dimana organisasi tersebut berada namun pegawai badan internasional/nasional tersebut adalah bukan penduduk daerah tersebut jika melakukan misi kurang dari 1 tahun.

5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Pasar :
Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah.

6. Produk Domestik Regional Neto (PDRN) Atas Dasar Harga Pasar :
PDRN atas dasar harga pasar didapat dari Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar dikurangi penyusutan.

7. Produk Domestik Regional Neto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor :
Perbedaan antara konsep biaya faktor di sini dan konsep harga pasar di atas, ialah karena adanya pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dan subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada unit-unit produksi.

8. Pendapatan regional

9. Pendapatan regional perkapita :
Bila pendapatan regional ini dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah itu, maka akan dihasilkan suatu pendapatan perkapita.

Berikut adalah contoh table PDRB :